top of page

Jangan Pergi Dulu Setelah Shalat Fardhu Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Lakukan Ini!

  • Gambar penulis: Hisar Global Indonesia
    Hisar Global Indonesia
  • 16 Jul 2024
  • 2 menit membaca

Shalat fardhu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi merupakan ibadah yang paling dinantikan oleh jamaah haji dan umroh. Dalam hadistnya Rasulullah SAW mendeskripsikan pahala bagi orang yang melaksanakan shalat di Masjidil Haram 100.000 kali lebih baik dibandingkan dengan shalat di masjid lainnya, sedangkan shalat di Masjid Nabawi akan diganjar dengan pahala yang 1.000 kali lebih baik dibandingkan shalat di masjid lainnya. Namun, ada kebiasaan setelah shalat fardhu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang perlu diketahui oleh jamaah haji dan umroh yang juga mengandung banyak pahala. Kebiasaan tersebut adalah shalat jenazah setiap kali selesai shalat fardhu.


Setelah selesai shalat fardhu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, muazzin akan kembali mengumandangkan lafadz panggilan untuk melakukan shalat jenazah. Lafadz yang dikumandangkan dapat berbeda-beda tergantung jenazah yang akan dishalatkan saat itu. Jika lafadz yang dikumandangkan ash-shalaatu ā€˜alal mayyiti, maka panggilan tersebut adalah untuk melaksanakan shalat bagi jenazah laki-laki. Jika yang dikumandangkan ā€œash-shalaatu ā€˜alal mayyitatiā€, artinya panggilan untuk melakukan shalat jenazah bagi mayyit perempuan. Sedangkan bagi mayyit anak-anak biasanya akan dikumandangkan lafadz ā€œash-shalaatu ā€˜alal thifliā€. Namun, jika lafadz yang dikumandangkan adalah ā€œash-shalaatu ā€˜alal amwatā€, artinya diserukan untuk melakukan shalat jenazah bagi mayyit dalam jumlah yang banyak.


Menyalatkan jenazah dijanjikan ganjaran yang sangat besar. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah RA berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda;


Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŁ‡ŁŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ų²ŁŽŲ©ŁŽ Ų­ŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‰ ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘Ł‰ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§ ŁŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ł‚ŁŁŠŲ±ŁŽŲ§Ų·ŁŒ ، ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŁ‡ŁŲÆŁŽ Ų­ŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‰ ŲŖŁŲÆŁ’ŁŁŽŁ†ŁŽ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł‚ŁŁŠŲ±ŁŽŲ§Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł . Ł‚ŁŁŠŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŲ±ŁŽŲ§Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł…ŁŲ«Ł’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲØŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł


ā€œBarangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia dimakamkan, maka baginya dua qirathā€.


Ada yang bertanya, ā€œApa yang dimaksud dengan dua qirath?ā€ Rasulullah SAW lantas menjawab, ā€œdua qirath semisal dua gunung yang besarā€. (HR. Bukhari no. 1325 dna Muslim no. 945).


Para ulama menjelaskan bahwa satu qirath dimisalkan dengan gunung Uhud yang terletak di Madinah. Selain keutamaan tersebut, shalat jenazah di Masjidil Haram akan diberikan pahala lebih baik 100.000 kali dibandingkan shalat di masjid lainnya, dan shalat di Masjid Nabawi 1.000 kali lebih baik dibandingkan shalat di masjid lainnya. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Ā 

PenulisĀ : Khoirul Azzam

DivisiĀ  : Hisar Global Hicaz Operasional

Comments


bottom of page