top of page

Keutamaan Ibadah Umroh dan Tata Cara Pelaksanaannya

Diperbarui: 8 Nov 2023



Waktu pelaksanaan umroh oleh Rasulullah dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir, “Diriwayatkan dengan shahih bahwa nabi melaksanakan umroh sebanyak empat kali semasa hidupnya. Masing-masing beliau lakukan pada bulan Dzulqo’dah. Di antaranya adalah Umroh Hudaibiyyah pada tahun 6 H, Umratul Qadha’ pada tahun 7 H, Umroh Ji’ranah pada tahun 8 H, dan umroh terakhir yang beliau lakukan, yaitu Haji Wada’ di tahun ke 10 H.”

Sebelum melaksanakan umrah, ada baiknya sahabat muslim memahami syarat-syarat wajib yang perlu dilaksanakan. Apabila telah memenuhi syarat yang ditentukan, pastinya ibadah umroh akan berlangsung khusyuk dan berpahala. Berikut beberapa syarat wajib umroh:


1. Beragama Islam

Syarat umroh yang pertama adalah seseorang wajib beragama Islam ketika hendak melaksanakan umroh. Oleh karena itu, bersyahadat dengan sepenuh hati meyakini Allah adalah Esa merupakan tiket awal diterimanya ibadah-ibadah.


2. Baligh

Syarat kedua adalah muslim yang baligh atau berakal. Baligh merupakan kondisi di mana amal perbuatan seseorang sudah masuk ke perhitungan amal baik atau buruh. Artinya, semua yang Ia lakukan semasa hidupnya akan dipertanggungjawabkan. Apakah dipenuhi dengan pahala atau dosa?

Dalam agama Islam, terdapat batasan baligh seseorang. Di antaranya adalah mengalami mimpi basah bagi laki-laki, mengalami haid bagi wanita, dan tanda-tanda lainnya.


3. Bebas dari Perbudakan

Perbudakan atau seseorang yang menjadi hamba sahaya mungkin sudah sangat jarang ditemukan di era modern. Meski demikian, syarat ini merupakan hal wajib dalam pelaksanaan ibadah umroh.


4. Mampu

Mampu dalam hal ini tidak hanya dari segi keuangan atau finansial semata, namun juga meliputi ilmu pengetahuan mengenai umroh dan kondisi kesehatan yang mumpuni.


5. Ditemani Mahrom (Bagi Perempuan)

Perempuan dalam Islam memang memiliki posisi istimewa. Oleh karena itu, ketika hendak melaksanakan umroh, hendaklah ditemani dengan mahrom. Hal ini karena umroh merupakan kegiatan berpergian jauh, sehingga bisa disebut sebagai safar. Perhatikanlah ketika perempuan hendak beribadah umroh, pastikan ada mahrom yang menemaninya.


Rukun Ibadah Umroh

Rukun umroh perlu dipahami dengan benar agar ibadah ini bisa dilakukan dengan lancar dan berpahala. Perlu sahabat muslim pahami, rukun umroh ada yang bersifat wajib maupun sunnah. Oleh karena itu, perhatikanlah beberapa rukun ibadah umroh berikut ini:


6. Berihram

Niat beribadah umroh dilakukan dengan ihram di miqat. Miqat merupakan tempat khusus yang telah ditentukan sejak zaman Rasulullah Salallahu’alaihi wa sallam untuk melafazkan bacaan umroh. Adapun lafadz niat umroh sebagai berikut:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بِعُمْرَةِ

Labbaika Allahumma bi ‘Umrah

Artinya: “Aku sambut panggilanMu ya Allah dengan umrah.”


7. Thawaf

Thawaf yaitu rukun umroh yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pelaksanaannya dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama.

Ketika dalam perjalanan thawaf, jemaah disunnahkan berlari-lari kecil. Terutama pada tiga putaran pertama. Sedangkan pada putaran keempat sampai yang terakhir, disunnahkan berjalan biasa.


8. Sa’i

Sa’i dilakukan mulai dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali putaran. Saat berada di Bukit Shafa, jamaah dapat menaiki bukit, kemudian memperbanyak dzikir dan doa sesuai anjuran Rasulullah


9. Tahalul

Setelah proses sa’i selesai, rukun umroh selanjutnya adalah bertahalul. Tahalul merupakan kegiatan menggunduli kepala atau memendekkan seluruh rambut. Mencukurnya sampai gundul merupakan yang paling afdhal dilakukan.

Sedangkan bagi jamaah wanita, cukup melakukannya dengan memotong rambut sepanjang satu ruas jari.


10. Tertib

Tertib di sini maksudnya adalah melaksanakan rukun umroh secara berurutan. Apabila ada yang terlewat, umrohnya bisa tidak sah.

Simpulan nya umroh adalah ibadah yang sangat dianjurkan, melihat dari ketentuan tatacara aturannya adalah jelas., namun jika kita memiliki ekonomi lebih umroh bisa dilakukan 1 x seumur hidup namun jika sebaliknya maka perlulah berniat ingin ke baytullah.


Sumber : SN, Abror

Pengutip : Didan M


28 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page